Monday, June 29, 2015

Malam Sebelum Ujian


Minggu ini adalah minggu dimana mahasiswa di kampus gue sibuk dengan berbagai lembar ujian mereka. Minggu dimana setiap mahasiswa tidak bisa di ganggu jadwalnya, mereka punya jadwal sendiri. Dimana setiap mahasiswa mulai meninggalkan kebiasaan nya dan berubah menjadi abnormal. Ngebela-belain baca buku lah, belajar sampe malem, kejar target ngerjain tugas. Yaa, semua nya abnormal. Bukan mereka banget.
Di samping yang lain udah mulai ujian pada hari senin ini, gue malah enak enakan keliling Jakarta seperti biasanya melihat seluk beluk macetnya kota ini. Gue mulai aktif ujian pada hari selasa besok. Jadi ada waktu buat gue buat ngerusak kosentrasi temen-temen gue yang udah mulai ujian hari ini. Rencana jahat mulai datang.
Dimulai dari ngebuat acara dadakan seperti ngumpul bareng di warkop sampai pura-pura rapat buat ngurusin organisasi, padahal gue punya jahat untuk merusak konsentrasi mereka dalam ujian. Hahaa.. tak sedikit yang terkena tindakan jahat gue ini, tapi banyak juga mereka yang masih fokus dengan ujiannya. Memang mahasiswa punya kepribadian dan pendiriannya masing-masing.
Dan sekarang gue yang bimbang harus mulai dari mana. Yaps, giliran gue yang besok menghadapi ujian ini. Gue belum siap jadi abnormal kayak mereka. Gue masih pengen tidur malam dan baca-baca buku novel.
Ujian pertama gue dimulai dengan mata kuliah bahasa asing, yaitu TOEFL! Dimana banyak mahasiswa terjebak oleh rajuannya. Banyak sekali mahasiswa yang betah sama si TOEFL ini. Atau lebih tepatnya mereka belum bisa move on dari dosen nya yang mengharuskan setiap mahasiswanya bisa berbahasa asing, apapun Program Studinya. Tak sedikit juga banyak mahasiswa yang ipeka nya jatoh hanya karena 2 SKS ini. Termasuk mahasiswa yang sekarang bukannya belajar tapi malah asik ngegosipin dosen toefl ini.

Entah kenapa gue malah seneng baca novel akhir – akhir ini dibanding buku matakuliah gue yang seharusnya gue baca karena ujian akhir semester telah tiba. Novel emang lebih menarik dan tidak lebih tebal dari buku mata kuliah. Dimana novel berisi gambar – gambar lucu dan bahasa yang asik bukan seperti gambar orang berkaca mata yang sedang mengajari bocah berwarna hitam putih dan dengan bahasa yang formal. Memang jauh. Tapi gue menolak kalo itu adalah alasan gue males belajar kali ini.
Alasan kenapa gue lebih milih baca novel dibanding buku mata kuliah adalah karena pada kemaren malam gue di ajak temen gue ikutin bukber yang di dalamnya ada materi yang di isi oleh salah satu penulis sekaligus notulen yang biasa di ILK. Beliau memberi banyak sekali masukan kepada orang seperti gue ini yanng punya hobi tapi engga tau harus di apain, bahkan seringnya ilang dan jenuh melakukan hobi itu, ya kareng engga tau harus di apainnya itu. Dari situ gue melihat sosok yang gue berharap bisa menjadi seperti itu, dari situ gue bertekad untuk rajin membaca walau hanya satu ayat. Sedaaapppp…
Tapi, tindakan gue ini mungkin salah, gue juga akan berubah besok, ataupun nanti pagi. Kenapa engga sekarang ? karena sekarang gue udah ngantuk.. hooaamm..
Setidaknya semua yang kita rencanakan bisa terlihat baik dan buruknya. Segimana kita engga sukanya, tapi kalau itu memang sudah kewajiban kita harus menyeimbangi ketidaksukaan itu dengan apa yang kita suka, yaitu hobi.

Segimana tidaksukanya gue pada matakuliah besok, gue harus tetap berusaha untuk bisa melawan ketidaksukaan ini dengan apa yang kita sukai, yaitu lawan dengan hobi kita.