Wednesday, December 30, 2015

Hallo Cirebon and Goodbye 2015


Hihihi..
Gue mau sedikit cekikikan dulu sebelum gue nulis.


Seperti biasanya, sebelum gue nulis yang akan mengawali penyakit mata yang kalian derita, gue selalu melakukan beberapa adat dan ritual agar tulisan ini tidak ada yang baca satupun. Tapi entah mengapa adat dan ritual itu selalu gagal. Buktinya tulisan ini dibaca kalian juga, hihi.



Entah ada korelasi apa antara Cirebon, Gue dan Menulis. Diantara tempat-tempat yang sering gue jadiin tempat tinggal (termasuk kolong tangga kampus) Cirebon adalah tempat yang cocok untuk memulai semua kata-kata ajaib ini. Di sini gue merasa ada rasa yang mendorong untuk kembali membuka blog gue, untuk kembali menyapa Hay kamu kepada kamu, untuk kembali sarapan dengan nasi jamblang dan yang terpenting terbebas dari suara TukangRotiPagiHariDiJakarta disetiap paginya.

FYI, dan untuk kalian yang mencurigai kedatangan hamba ke Cirebon. Gue di Cirebon bukan sedang liburan yang selalu diartikan seenaknya oleh mereka yang selalu berkutat dengan media sosialnya. Liburan di gue ya gini, hahaha. Ketawa – ketawa engga jelas. Sendirian.

Yaps sendirian. Mungkin terdengar menyedihkan dan kalian bisa bayangin gimana rasanya itu. Nih ya sedikit gue kasih gambarannya, jalan naik motor kehujanan sendirian, bayangkan jika dijalan terjadi kenapa-kenapa, mau siapa yang nolongin? Oke oke, mungkin masyarakat sekitar engga akan membiarkan ada mayat turunan monyet tergeletak dijalan, jadi kemungkinan mereka akan nolongin bawa kita ke rumah sakit. Tapi apa mungkin mereka mau membayar biayanya ?. lah terus kalo engga di bayar gimana rumah sakit mau nolongin kita?

Hahaha. Serem yak. Tapi engga usah percaya sama omongan cabul gue tadi. Percaya aja sama Allah S.W.T yang maha kuasa mengatur segalanya.

Dari Cirebon dan kesendirian gue ini. Gue selalu bersyukur karena darisinilah ide membuat blog dan ngumpulin buku-buku itu ada. Walaupun gue tau dengan apa yang akan terjadi dengan tulisan-tulisan gue ini, gue tetep akan percaya diri kalo ini memang benar kenyataannya, kecuali kesendirian gue.

Dua sampai tiga hari gue biasanya ada di Cirebon setiap libur. Kali ini memang bukan libur panjang seperti mahasiswa semestinya libur, libur kali ini hanya menghormati umat kristiani yang sedang merayakan natal. Gue engga pernah mempermasalahkan ini libur karena apa, yang jelas bisa menghantarkan gue lagi ke tempat ini, Cirebon.

Libur Natal, dan Tahun baru. Natal sudah lewat, dan berarti tinggal libur tahun barunya.

Dilibur tahun baru ini yang gue harapin hanyalah ada yang bisa membawa gue ke Jakarta dengan cepat.

Don’t I only Hope, and know I must be Will.

Go a head men.

Monday, November 16, 2015

Bukan Tulisan

Terasa berat. Microsoft word yang menjadi senjata andalan untuk menulis pun dibiarkan menjomblo begitu saja.
Begitu banyak inspirasi, tapi entah sedikit kekuatan.
Seolah tak mampu menulis lagi.
Seperti dikutuk akan perbuatan sendiri.

Membiarkannya mati. Terkubur entah dimana jasadnya.
Tak bisa menyaksikan pemakamannya.
Dan sekarang gue mulai ngelantur, bukan pemakaman sesungguhnya, karena ini hanya sedikit bakat terpendam dalam diri gue yang sekarang gue ngerasa benar benar terpendam.

Jauh. Jauh sekali.
Aku merasakannya.
Jauh sekali.

Aku bisa merasakannnya, karena aku sedang mencoba menggalinya.

Thursday, August 20, 2015

Spoiler Battle of Surabya


Battle of Surabaya
Lagi nunggu link Downloadnya kan?


Battle of Surabaya. Anime yang berasal dari Amikom Yogyakarta ini berhasil tayang di Bioskop Indonesia pada hari ini (20/8). Film yang ditunggu-tunggu sejak lama pun akhirnya hadir juga, Anime versi Indonesia.
Bagi penonton Anime yang biasanya buatan dari Japan, mungkin sangat penasaran bagaimana tentang Film ini. Tapi kok tadi saya nonton di Bioskop masih banyak (sekali) kursi yang kosong, ini kenapa? Antusiasme yang kurang? Apa ini cara untuk menyambut sesuatu yang telah lama di tunggu?
Jawabannya adalah… karena kita nungguin BAJAKAN di internet!!!
Sudah menjadi sesuatu hal yang lumrah dimasa sekarang untuk menikmati film bioskop di laptop masing-masing hasil dari download (gratis) atau hasil copas (hasil ngerayu). Bukan karena sayang buat ngeluarin duit, tapi karena terlalu seringnya film layar lebar yang baru beberapa hari nongol di bioskop tapi sudah muncul juga link downloadnya. Hal – hal seperti itu juga ternyata mempengaruhi pemikiran untuk membeli tiket bioskop langsung yang jelas-jelas akan sangat menghargai jerih payah si pembuatnya. Bukan karena uang yang masuk ke si pembuatnya, tapi karena ada kepuasaan tersendiri bagi si pembuat jika melihat penontonnya tersenyum bersama di dalam bioskop, itu aja udah cukup. Mungkin ini terdengar munafik, tapi saya yakin, karena saya juga pernah mengerjakan sesuatu hal yang serupa, dan itu benar.


Yeah, Battle of Surabaya, sebuah Anime Indonesia yang ditunggu-tunggu (bajakannya) ini menjadi topik pembicaraan di forum-forum internet. Cerita tentang perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaannya, khususnya di Surabaya.
Spoiler!

Cerita tentang Musa sebagai kurir pada masa itu yang sangat ringan untuk di lihat dalam cerita yang berat. Di tambah lagi kisah romantikanya dengan Yumna.
Gadis ninja dari sebuah kelompok penyusup Kipas Hitam berlambangkan Uciha. Dari sini juga saya baru tau ternyata di Indonesia ada ninja pada saat melawan Inggris :D ditambah lagi ternyata kelompok uciha pindah dari konoha ke Indonesia. Engga ngerti ? MAKANYA NONTON! DIBIOSKOP.

Residents Soedirman atau Jendral Sudirman yang identik dengan membawa pedang (seperti gambar di pecahan seribu) digambarkan dengan menarik yang suka memakai sabuk namun entah kenapa bajunya malah lupa di masukan kecelana, bayangain sendiri.

Bung tomo pun tidak ketinggalan eksis di film ini dengan beralih menjadi “Pejuang Penyiar Radio”. ALLAHU AKBAR!

Kehadiran Cak Soleh atau yang bernama lengkap Solehudin ini pun mewakili selera humor orang Indonesia yang sangat khas dengan bayolan-banyolannya. Sebagai pejuang asli Surabaya yang mirip Giant di Doraemon ini, dia bisa merubah penonton bisa bertepuk tangan untuk Animasi Karya Indonesia ini.
Dramatisasi yang diberikan Mas Danu juga terasa sangat Patriotisme, merubah pandangan organisasi berlambang Uciha untuk memerdekaan Indonesia. Buruk di awal, namun Berhasil di akhir, itu sangat heroik daripada pura-pura baik di awal (atau berhasil) namun tidak bisa mendamaikan di akhir (gagal).

Seperti halnya negara-negara di Benua Afrika yang sangat membenci orang berkulit putih, Anime ini pun kembali memberikan Syndrome Indonesia sangat membenci orang berambut pirang. Semoga ini tidak berlanjut seperti Syndrome Cinderella yang membuat semua perempuan di Indonesia berkhayal bisa ketemu dengan pangeran.

Sistem lelucon yang sangat khas dengan anak Indonesia yang sangat menyukai Tom and Jerry pun tersaji di Anime ini. Walaupun Tom and Jerry sudah banyak yang dicekal di Indonesia, tetapi entah kenapa di Anime ini menjadi malah semakin menarik. Kejar-kejaran yang kemudian si Jerry menarik ranting pohon yang kemudian di lepaskan, dan, BRAKKK! Kena Tom yang ada di belakangnya. Lalu lelucon apa yang di anggap pantas untuk kami, bocah-bocah ingusan Indonesia ?

Romantika yang kental pun terasa. Tidak aneh kenapa Anime ini masuk kedalam golongan Remaja yang padahal banyak sekali bapak – bapak mengajak anaknya untuk menonton film (yang dikira kartun) ini ke bioskop. Tetapi entah kenapa mereka sangat gaduh sekali yang kemudian meninggalkan ruangan bioskop saat ada adegan dimana pemeran utama laki-laki dan perempuan saling menyipratkan lumpur di muka secara bergantian yang kemudian mereka duduk bersama dan tertawa, seakan lupa pada hari itu yang sedang perang. Romantis sekali. Mungkin karena bapak – bapak itu takut anaknya terserang Gejolak Asmara dini ? atau si bapaknya inget pacaran yang mirip seperti itu dengan mantannya sehingga balik untuk menemui mantannya ? Telpon suami anda jika bilang nonton The Battle of Surabaya tetapi sampai sekarang belum pulang!

Adegan dimana Yumna yang di dubber oleh Mayundi Ayunda berkata “Aku sayang kamu, mas.” Sangat Romantis, yang kemudian memeluk Mas Danu, dan Mas Danu tersenyum yang kemudian membuat tangan Mas Danu mengangkat tanda ingin membalas pelukan Yumna. “Sebagai kakaku.” Suara Mayundi Ayunda terlihat begitu merdu dan membuat seluruh penonton tertawa melihat reaksi muka Mas Danu yang kemudian menurunkan tangannya kembali, mengurungkan niatnya untuk memeluk.
Entah bagaimana anda menyikapi Anime Indonesia, The Battle of Surabaya ini. Tetapi, bagi saya, Saya sangat terhibur  :)

“Tidak ada yang menang dalam perang”
MERDEKA!
Masih dalam suasana perjuangan tujuh belas Agustus kan ?

Sunday, August 9, 2015

Hikmah Kencing versi Irman Mapia

Sore itu, tepat pukul dua siang gue dan irman sampai ke Indramayu kota. Bukan untuk mencalonkan diri sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, melainkan untuk membeli senar gitar, Binggung kenapa beli senar gitar aja harus di Indramayu Kota ? Saya juga bingung kenapa bisa begitu! Tapi, eitss… Penonton jangan kecewa dulu, karena gue engga bahas masalah kenapa kita ke Indramayu kota ini. Ada yang jauh lebih seru untuk dibahas dari hanya sehelai senar gitar, yaitu Titit Irman Mega Firdaus, yeaah, Titit nya Irman!!!
Baiklah, karena mungkin kalian sudah tidak sabar melihat Titit-nya Irman… Eh, maksudnya mendengar cerita tentang Titit-nya Irman, Read more…

Penampakan Maling Sendal
Jadi gini, ehm…
Disaat gue dan Irman lagi muter-muter di Indramayu kota untuk mencari senar gitar, Irman tiba-tiba pengen kencing, yaps betull, PENGEN kencing. Padahal gue yakin di pelosok kota Indramayu manapun engga bakal ada orang yang jualan kencing.
“Maksudnya, Pipis. DE, ADEEE!!!.” Tiba – tiba Hologram-Ir Man-Bawa-Kampak-Dengan-Tanduk-Yang-Runcing muncul didepan ketika gue lagi ngetik postingan ini.
Oh, maksudnya Pipis. Nah, kalo pipis mungkin di Indramayu banyak orang yang biasa bikin Pipis.
“Loh, Pipis kok pake dibuat segala, de. Kan itu mah alami”. Kata Hologram-Ir Man yang kini menurunkan kampaknya.
Lah, kan emang Pipis mah pasti dibuatlah, kalo engga dibuat, gimana bisa dimakan ?
Kali ini Hologram-Ir Man mengampak tanduknya sendiri.


Akhirnya gue dan Irman pun mencari toilet. Dan toilet apes yang kita pergunakan untuk membuat hajat itu adalah toilet di Masjid Agung Indramayu. Irman dengan Tampang-Polos-Banyak-Dosa mengicir masuk kedalam toilet. Sementara gue? Karena gue anak yang, ehem, sholeh. Maka gue mengambil air wudhlu karena gue belum sempat sholat Dhuhur.
Setelah gue sholat, dan ternyata Irman juga ikut sholat, gue dan Irman duduk di teras Masjid untuk menunggu Sholat berikutnya, Ashar.
Di teras masjid, gue dan Irman ngemis Ngobrol mengenai kejadian yang kita lihat tadi, dijalan, ketika kita menuju ke sini.



Gue teringat atas apa kejadian yang gue lihat, gue lihat ada pengendara sepeda motor melaju kencang, dan saat itu gue sama Irman lagi ngobrol dengan posisi gue yang nyetir.
Tiba-tiba…
BRAKKKK !!!
Suara hantaman benda keras pun terdengar kencang.
Geu ngelihat didepan, sekitar jarak 100 meter, dari suara yang terdengar keras tadi banyak orang berkrumunan. Orang yang ada disekitar jalan itu, Mendatangi sumber suara.
Gue sempat menghentikan laju sepeda motor, dan melihat bapak-bapak sedang tergeletak, terlihat bapak-bapak itu kejang-kejang. Bukaan, bukan karena bapak itu sedang nari Gojigo atau sedang memanggil hujan (Oke, ini seharusnya tidak ada becanda, ini serius).
Terlihat sepeda motor yang bagian depannya remuk seolah habis menghantam sesuatu. Ternyata motor itu menabrak Plang yang bertuliskan Rumah Makan Padang di daerah Kiajaran Kulon sebelah utara jalan Pantura.
Bapak-bapak yang kejang karena Goyang Dua Lima itu. (ini kenapa gue becanda lagi?).
Gue ulangi. Bapak-bapak yang kejang itu ternyata pengendara yang motornya menabrak Plang tersebut. Bukan kita dan orang disekitar tidak mau menolong bapak yang sedang kejang itu, tapi kita binggung mau melakukan apa, tidak ada yang ahli dalam Pertolongan Pertama di antara kami, yang ada hanya dua bocah Pramuka yang kalo Pramukaan malah sering nyolong donatnya Adam.
Melihat kejadian itu, jantung gue berdebar sangat kencang seperti genderang mau perang. Disetiap ada kamu… (Ini serius, tapi kok malah nyanyi ?)

Gue melanjutkan perjalanan…

Gue yang sangat terpukul melihat kejadian itu. Karena apa? Karena gue ngerasain sendiri gimana sering bolak – balik lewat jalan itu, dan UNTUNG-nya gue masih selamet.
Suara adzan ashar pun berkumandang. Gue yang sedang tidur-tiduran bangun, dan segera mengambil air wudhlu. Dan ternyata si Irman juga bangun dari duduknya dan masuk ke dalam toilet, gue engga bisa ceritain disini apa yang Irman lakukan di dalam toilet, dan kali ini silahkan penonton boleh kecewa.


Sholat ashar selesai.
Gue dan Irman sekarang duduk di tangga tepat kita meletakan sandal.
“Alhamdulillah ya, De.” Irman yang daritadi diam ketika gue cerita tadi, sekarang mengeluarkan suaranya. “Berkat kencing kita bisa inget dengan Sholat dan bisa merenungi kejadian yang kita lihat tadi dijalan.
“Kencing membawa berkah.” Lanjut Irman. 
“Alhamdulillah.” Bales gue tersenyum.
Setelah itu kita berdua menyembah Titit.


Walaupun apa yang gue cari di Indramayu kota itu tidak gue dapatkan, berbeda dengan Irman yang bisa mendapatnya senar gitar, tapi gue beruntung banget. Bukaan, bukan karena Irman si Penyembah Titit itu. Tapi karena gue bisa lebih berhati-hati lagi dalam berkendara.

Ke esokan hari setelah kejadian itu, gue kembali mengajak Irman untuk ke Indramayu kota, karena yang gue cari belum ketemu. Tapi Irman sedang sibuk rapat untuk mempersiapkan HUT RI 17 Agustus mendatang. Dan kali ini gue baru saja dikalahkan oleh Panjat Pinang yang tahun ini katanya di larang karena MUI mengeluarkan Fatwah tentang panjang pinang.
Fatwah MUI  :
“Acara rutin peringatan Kemerdekaan RI tahun ini tidak boleh dilaksanakan dengan acara Panjat Pinang, Karena: Haram!
Seharusnya dipinang dulu baru dipanjat”

Gue ke Indramayu kota sendirian.
Namun, lagi-lagi gue dikagetkan dengan mobil yang bisa terbang, yeah.. bukan lagi suara kaget seperti kemaren, namun sekarang adalah mobil yang bisa terbang. Mobil melayang di sekitar SPBU Kiajaran Wetan, tidak jauh dari kejadian motor nambak Plang Rumah Makan Padang kemaren.
Gue yang melihat kejadian itu sontak mengerem dengan sebisanya, walaupun jarak gue masih jauh, tapi gue ngerem dengan sebisanya. Dan langsung berhenti di trotoar.
Kalo fikiran gue jernih kaya sekarang gue nulis ini, gue akan ngeluarin Handphone dan memotret kejadian itu, yang kemudian gue sertakan dalam postingan ini. Tapi, fikiran gue saat itu bernar-benar kacau. Melihat kaca depan mobil yang pecah berserakan dan bebper depan mobil hancur menabrak trotoar tengah jalan Pantura. Boro-boro tangan gue bisa masuk ke saku celana.
Dengan cepat orang-orang bergerombol ke arah mobil na’as tersebut. Pintu terbuka kearah atas karena posisi mobil yang menyamping. Keluarlah satu orang bapak-bapak yang kelihatan shock sekali, dan langsung di gotong ke pinggir jalan.
Mobil yang miring itupun kini beramai-ramai di dorong agar bisa kembali berdiri dengan rodanya.
Melihat kejadian itu, gue tercengang tak bedaya dan jelas gemetaran. Gue engga bisa berbuat apa-apa. Bahkan mesin motor gue pun mati dengan sedirinya.
Namun, suara klakson kendaraan lain di belakang menyadarkan, gue harus jalan.
Gue melewati mobil yang kini sudah berdiri itu. Dengan gemetaran gue menyetir motor melanjutkan perjalanan. Tentu dengan perasaan yang tidak tenang.

Sesampainya di Indramayu kota, gue menuju ke Masjid Agung Indramayu kali untuk melaksanakan sholat Ashar.
Setelah sholat Ashar, kembali gue duduk di teras masjid tersebut, kali ini sendirian merenungi kejadian yang gue barusan lihat.

Pantura memang kejam.
Mungkin hanya ramah bagi mereka yang beruntung.
Namun,
Sampai kapankah keberuntungan itu setia ?

Gue hanya berfikir secara logis. Entah apa yang terjadi pada diri gue kalo saat kejadian mobil terbalik itu, gue tepat ada disamping mobil yang terbang itu. Mungkin gue engga bakal bisa nulis menceritakan ini semua.
Seolah semua sudah ada yang mengatur, detik, arah angin, dan lobang-lobang pantura. Jika saja gue sedang melaju sepeda motor dengan kencang saat itu, gue lebih cepat lima menit saja dari saat itu. Mungkin gue juga akan ikut terbang bersama mobil itu.
Gue hanya bisa bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan kepada gue untuk melaksanakan sholat Ashar ini.

Hanya dua hari terjadi kecelakaan di tempat yang hampir sama, apakah setiap hari di tempat ini ada peristiwa seperti ini? Apa sudah ada gilirannya ?


Waktu terus berjalan, sore pun datang dengan tepat waktu.
Kini, gue harus memacu kendaraan lagi, dan mungkin saja kini keberuntungan berpaling dari gue dan mungkin saja ini “Giliran” gue seperti mereka J


Sebelum gue pergi pulang, gue melihat beberapa anak Paskibra yang memang sedang rajin latihan di lapangan pendopo sebelah masjid itu, lari bergerombol masuk ke dalam toilet, dan entah seperti ada keadaan Psikologis yang mengharuskan gue juga menjadi kepengen ke toilet, kencing.
Dan ketika gue keluar dari toilet, andai ada Irman, gue akan berkata…

“Ini semua berkat Kencing. Kencing membawa berkah” 

Monday, August 3, 2015

Mapia Adventure

“De, Kapan yaa kita bisa jalan-jalan bareng lagi ?”.
Pertanyaan dua tahun yang lalu itu terus teringat dalam fikiran gue. Pertanyaan dari salah satu teman kelas yang saat itu masih sama-sama bisa di tempat nongkrong belakang kelas, tongkrongan yang dibuat dengan seadanya. Yaa.. Kami memang sering mengadakan perjalanan yang kami anggap itu sebuah petualangan, Adventure.

Adventure kami ini bukan perjalanan saat jam-jam pelajaran, bukan juga perjalanan dengan menghentikan mobil tronton di tengah jalan raya, tapi kami melakukannya dengan kesadaran bahwa status kami adalah pelajar yang harus belajar dimana pun kami berada. Yaa, kami melakukannya Adventure-adventure ini ketika liburan atau ketika pulang sekolah. Alim Sekali.
Bagi kami, bukan hanya belajar ‘Formal’ yang dibutuhkan di masadepan, tapi setiap moment pastilah ada hal yang bisa di jadikan suatu pembelajaran, seperti halnya yang kami lakukan ini, kami selalu pulang dengan keadaan lemas dan senyum yang tersemat di bibir kami. Sambil seraya kami berjalan pulang ke rumah masing-masing, ketika itu pula ada sesuatu yang tercerna dalam benak kami, “Puas”.
Walaupun umur kami saat itu masih dalam pengawasan orang tua, sebagai mana pelajar pada umumnya, namun kami selalu memiliki tekad bahaw kami juga manusia yang mempunyai ke-egoisannya tersendiri, ada hasrat yang harus kita penuhi, hasrat yang tidak mungkin orang tua kami tahu.
Yang kami lakukan hanyalah berkunjung ketempat-tempat populer yang ada di daerah kami. Bukan untuk mempotret diri sendiri dengan bertalar belakangkan tempat yang eksotis, namun kami hanya ingin tau, daerah kami sendiri itu sebenarnya seperti apa. Mencari fakta, agar kelak suatu saat nanti jika kami merantau, kami tau dan dapat menceritakan bahwa ada keindahan yang tersimpan dibalik kata Indramayu.
Bukan, kami bukan traveller yang selalu mengaitkan kamera DSLR di lehernya, kami juga bukan penjelajah tempat-tempat untuk dapat berkata “Aku sudah ke tempat itu, loh”. Kami hanya pelajar buangan biasa yang sudah muak dengan “Ketenaran” dalam dunia pendidikan kala itu. Untuk itu kami mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan sekolah dengan cara “baik-baik” kami sendiri.
“Ketenaran” yang selalu mendongkrak popularitas sesuatu yang sedang tenar. Seperti adanya infotaiment dalam sekolah, bermacam Skenario dibuat agar terlihat menjadi tontonan yang menarik. Seolah ada sebuah nama yang harus dilambungkan nama baiknya kala itu. Setiap kabar tidak baik yang terjadi di kesampingkan dan tak dipedulikan, seolah-olah takut kalo kabar tersebut menjadi topik utama mengalahkan sang “Ketenaran”. Segala macam Skenario tak tertulis bergulir didalam sekolah. Lalu, bagaimana dengan kami yang tidak tersentuh sekenario itu? Tersentuh jika dalam hal kuantitas, dan mereka menyebut kami “Siswa”. Manusia berseragam yang harus tunduk pada ‘Dewa’.
Mereka tau, sesuatu yang sedang dalam perbincangan harus menjadi pusat perhatian agar Popularitas tidak terancam hilang. Sesuatu bisa meningkatkan ‘citra’ harus dijaga dan dimaksimalkan. Lalu, berapa banyak orang yang bisa mengembangkan citra tersebut? Tidak banyak, dan mereka sangat fokus dengan “Tidak Banyak” itu, sehingga mereka tidak menyadari kalo yang seharusnya mereka fokuskan ialah menjadikan kata “Tidak Banyak” menjadi “Semua”.
Mereka sudah tau, dan sulit disadarkan. Karena popularitas memanglah penting. Terus apa yang bisa, kami yang tidak ada dalam kata “Tidak Banyak”, itu bisa lakukan?  Sementara mereka sibuk dengan apa yang sedang ramai di bicarakan saja. Tidak Di Anggap!
Lantas, adakah kata yang lebih sopan dari kata “Membangkang” ?
Kami harus membuat Skenario sendiri.
Kami melakukan Adventure ke tempat-tempat yang tentu saja belum semua diantara kami mengetahui, hanya satu dua orang diantara kami saja yang mengetahui tempat itu. Mereka bisa dijadikan sebagai Tour Guide bagi kami yang baru pertama kali ke tempat itu. Bukan Ekspedisi, Bukan. Kami terlalu cemen untuk kata seperti itu.
Setiap tempat yang kami kunjungi mempunyai kesan tersendiri. Dari hal yang menakutkan, menjijikan, memalukan, dan yang jelas hal-hal kekonyolan.
Kami merasa puas…
Karena bagi kami saat itu, salah satu cara menghilangkan stres dalam rumah adalah, pergi dan tertawa bersama.
Untuk cerita-certita tersebut, kami selalu menuliskan nya dalam blog khusus : Blog Mapia

Hahaha, cemen memang. Perjalanan kami tidak ada tantangan sedikitpun, tidak ada seru-serunya dibandingin perjalanan naik gunung berpuluh-puluh mdpl. Tapi balik lagi, kami hanya siswa buangan biasa yang mencoba membuat Skenario kami sendiri :) .

Friday, July 31, 2015

Prakerin Bersama 'Yang Terdekat'

Salah satu kegiatan seorang pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah Prakerin (Praktek Kerja Industri) atau ada yang menyebutnya juga PKL (Praktek Kerja Lapangan). Praktek Kerja Lapangan atau Industri merupakan istilah magang untuk pelajar SMK, dimana saat Prakerin pelajar-pelajar SMK tersebut bisa merasakan bagaimana dunia pekerjaan yang sesuai dengan kejuruannya masing-masing.
Saya sendiri merupakan orang yang pernah merasakan Prakerin. Sebagai siswa SMK, saya dituntut untuk mengikuti Prakerin agar bisa memenuhi syarat kelulusan. Kegiatan yang bagi seorang pelajar dianggapnya sebagai tantangan dan akan menjadi pengalaman baru dalam hidupnya. Setiap sekolah SMK memiliki standarnya masing-masing mengenai ketentuan-ketentuan Prakerin yang akan dijalani oleh siswanya, salah satu dari ketentuan dasar yang biasanya ada pada setiap sekolah SMK adalah, siswa yang telah melakukan Prakerin diwajibkan untuk membuat laporan kegiatan mengenai Prakerinnya itu.
Bagi saya, Prakerin bukanlah suatu yang harus ditakutkan karena cerita horor dari senior yang sering mengatakan kalau, saat kita menjalani kegiatan Prakerin, kita akan dijadikan babu yang akan di suruh-suruh oleh atasan disuatu industri. Cerita-cerita macam itu sangatlah familiar ditelingan junior yang akan menjalani kegiatan Prakerin. Ada juga senior yang berpendapat, saat kita menjalani kegiatan Prakerin, suatu Industri akan melihat bagaimana kita dalam menjalani kegiatan itu, artinya, kesempatan kita setelah lulus agar bisa langsung bekerja ada pada kegiatan Prakerin ini. Apabila Bos senang melihat kita saat kita melakukan Prakerin, besar kemungkinan kita akan mudah untuk bisa bekerja pada Industri tempat kita melakukan Prakerin. Opini seperti ini juga sangat didukung oleh guru-guru yang tentu tidak mungkin memberikan Down Syndrome.
Berbagai Spekulasi tentang Prakerin bergulir ditelinga para junior seperti kami. Saya sendiri menanggapinya dengan biasa-biasa aja, karena menurut saya Prakerin adalah Belajar. Dimana setiap orang yang belajar harus mau menuruti instruksi seorang gurunya agar transfer knowledge bisa terjadi dengan baik. Tentu guru yang baik akan memberikan instruksi yang baik juga. Orang belajar juga tentu akan mendapat reward atas apa yang telah dicapainya. Begitu saya menganggap atas sebuah kata ‘Prakerin’.
Dengan beranggapan seperti itu, maka saya tidak menyiapkan sesuatu hal yang spesial untuk melakukan kegiatan Prakerin ini, berbeda dengan teman-teman lain, yang merasa ketakutan dan ada juga merasa harus bekerja keras agar bisa dibanggakan Bos disana. Mereka mempersiapkannya begitu keras, belajar mati-matian, dekatin guru-guru berharap bisa dikasih bocoran agar Prakerinnya “Selamat”, Ada juga yang jadi sering rajin pergi ke Perpustakaan. Berbagai persiapkan dilakukan untuk kegiatan Prakerin.


Hari pemberangkatan Prakerin pun tiba. Saya mendapatkan tempat Prakerin di Jakarta, disebuah perusahaan CV yang bergerak dibidang perakitan Laptop/Netbook. Waktu yang diberikan oleh sekolah kepada saya untuk melakukan Prakerin adalah dua bulan. Jadi saya membayangkan betapa serunya “Belajar” didunia Industri selama itu.
Ruang Perakitan
Minggu pertama Prakerin itu, belum ada pekerjaan yang bisa saya lakukan. Pada minggu pertama itu saya hanya bisa melihat-lihat bagaimana pegawai mereka merakit laptop, saya juga diberi arahan serta pelatihan sebelum memegang alat untuk merakit laptop-laptop pada minggu pertama.
Diminggu kedua baru saya diperbolehkan untuk memegang alat, dan untuk pertama kalinya saya merakit laptop di pabrik seperti ini, biasanya hanya membongkar pasang laptop sendiri dengan alat seadanya, obeng dan tang. Tidak seperti yang dibayangkan kalau merakit laptop itu susah, ternyata ekspetasi seperti itu tidaklah benar, saya sudah bisa mahir dalam merakit laptop dengan alat tersebut pada minggu ke empat masa Prakerin.
Sudah satu bulan saya melakukan kegiatan Prakerin ini.
Setelah satu bulan saya melakukan Prakerin merakit laptop ini, saya merasa ada kejenuhan, Cuma itu-itu aja kegiatannya, tidak ada sesuatu yang bisa di dapatkan lagi, semuanya ilmu yang ada itu seperti sudah saya dapatkan, hal yang saya cari sudah saya dapatkan.
Namun saya tidak boleh pulang atau meninggalkan Prakerin selama waktu yang diberikan Sekolah masih ada. Saya terikat harus melakukan kegiatan ini dalam waktu yang sudah ditentukan. Namun hati saya menolak.
Akhirnya saya mempunyai inisiatif untuk masalah ini, agar saya bisa melakukan Prakerin sesuai waktu yang ditentukan, dan yang paling penting saya akan mendapatkan ilmu baru dan bisa belajar lebih banyak.
Menjual Sendiri Laptop/Netbook (Produk) itu.
Dengan sebagai penjual atau Sales, saya bisa melakukan Prakerin dengan cara yang berbeda dan tentu akan mendapat ilmu yang lebih. CV tempat saya Prakerin pun menyetui permintaan saya ini, saya akan membuka toko sendiri di daerah tempat SMK saya. Saya akan pulang untuk melakukan Prakerin disana.
Sebelum saya membuka toko sendiri, saya di training oleh sales yang telah berepengalaman, saya di beri pengarahan tentang bagaimana menjelaskan Produk dan menghadapi Custumer yang sering komplain.
Setelah seminggu di kasih pengarahan, sekarang saya diperbolehkan membuka toko sendiri dan mengatur segala management uangnya sendiri.
Hari pertama saya buka toko, sudah banyak calon pembeli berdatangan, menanyakan beberapa produk yang saya jajakan. Hari pertama, hari kedua, sampai hari ketiga saya belum bisa mendapat pembeli.
Saya menyewa stand di sebuah mall di daerah Indramayu selama satu bulan, tepatnya di Toserba Surya Indramayu. Setelah seminggu lebih saya membuka toko, barulah saya bisa mendapatkan pembeli, satu unit Laptop terbeli oleh seorang guru SMP.
Beberapa waktu kemudian saya dikirimin barang lagi dari Jakarta berupa Smartphone dan Tablet, ternyata CV tempat saya Prakerin itu kini sudah memproduksi Smartphone dan Tablet  juga. Sekarang barang dagangan saya menjadi lebih bervariasi.
Smartphone yang memang sedang lagi booming-boomingnya, membuat konsumen di daerah seperti Indramayu ini dangat di minati. Saya pun bisa menjual lebih dari 35 unit Smartphone dan Tablet dalam waktu satu bulan.
Seiring berjalannya ini semua, saya takut akan uang yang tidak sedikit ini, saya mencoba mencari solusi dengan menanyakannya pada management pusat tentang urusan keuangan, namun mereka ternyata tidak tahu menahu, mereka hanya ingin terima beres laporan penjualan dan jumlah nominal uang yang harus di transfer ke nomer rekening sekretaris pusat.
Masalahnya adalah, mereka hanya mau menerima uang ketika uang sudah terkumpul minimal 25 juta Rupiah. Untuk ukuran umur saya saat itu, uang segitu merupakan nominal yang sangat besar. Tiap hari pun omset saya mencapai 5 juta. Artinya setiap hari setidaknya saya pasti mengantongi uang 5 juta rupiah. Sesuatu yang menakutkan bagi anak seumuran itu.
Kemudian saya mendapat solusi agar uang itu ditabungkan di bank. Permasalahannya, saya belum punya rekening. Dan akhirnya saya cerita ini ke om saya yang kemudian saya ditanya, “Kantor bank apa yang terdekat?”.
Kantor Bank BNI Indramayu

Saya pun melihat-lihat sekitar yang kemudian melihat kantor pusat Bank BNI Indramayu yang tepat berada di depan Toserba Surya Indramayu. Kemudian saya bilang ke om dan kemudian diberikanlah kartu ATM dan tabungan BNI om saya itu, saya menggunakannya untuk menabung uang ini semua.
Saya juga melakukan transfer uang ke kantor pusat tempat saya Prakerin menggunakan BNI, yang dengan ini kantor pusat pun ternyata membuka rekening Bank BNI juga untuk mempermudahkan transfer dengan saya.


Yang awalnya hanya untuk menyimpan uang dagangan, ternyata saya ketagihan dengan pelayanan yang ramah dari teller-teller cantik di Bank BNI serta kemudahan akses karena kantor Bank BNI yang dapat ditemui manapun, termasuk di “Daerah” seperti ini.
Dengan Bank BNI saya bisa sukses melakukan Prakerin ini, sampai saya diberi gaji untuk kerja keras saya ini, hal yang luar biasa bagi seorang pelajar yang awalnya hanya ingin belajar.
Bank BNI memberikan jalan untuk mempermudah saya. Sehingga saya bisa menyelesaikan Prakerin saya bersama "Yang Terdekat, BNI". Terimakasih.


Semoga Yang menganggap Prakerin atau PKL itu bisa mendapat uang seperti saya, itu salah. Prakerin atau PKL adalah tetap proses belajar, adapun reward yang akan kita terima, itu hanya sebuah bonus atas apa yang kita kerjakan. Lantas apa yang telah kita kerjakan? Pantaskah kita mendapatkan reward ?

Thursday, July 30, 2015

Bukan Trik !




Hoam.. Selamat Pagi!
Entah kalian baca postingan ini saat pagi ataupun siang, atau malam sekalipun, ucapan selamat pagi sangat bermakna untuk memunculkan gairah semangat untuk melakukan aktivitas pada suatu hari.
Gue akan cerita bagaimana begonya gue, loh? Kebegoan sendiri kok diceritain?, bukann.. Bukan karena gue bego beneran, ini maksudnya gue sering lupa akan hal yang udah gue lakuin dulu, tapi karena ada hal yang baru gue lupa sama hal yang dulu. Oleh itu gue sebut itu bego. Bukaan, bukan soal masalah perempuan dan perasaan-perasaan dramatisasinya. Contohnya saja gue udah baca berkali-kali Novel “Lupus” pada saat gue SMA kemaren, tapi pada saat gue kuliah seperti sekarang ini gue malah beli lagi Novel Lupus yang reborn? Yaps, gue lupa dan ingin balik lagi ke masa dimana gue inget cerita dalam novel  “Lupus” itu.
Dalam masalah asmara juga, gue ceritain sedikit apa yang gue baca dalam liburan gue kali ini, Mereka akan lebih gampang move on jika mereka menemukan yang baru dalam hidupnya, lekang waktu perasaan dulu akan hilang dengan berjalannya waktu, bukan, bukan hilang, namun kamu bisa menerimanya dan bisa belajar dari patah hati itu.
Oke, cukup gue bercerita tentang ke-Begoan.
Baru-baru ini, tepatnya kemaren gue me-message teman gue saat SMK, dia sekarang ada di Semarang untuk melanjutkan studi nya. Gue bertanya ke dia bagaimana hidup disana, gue coba bandingin dengan kehidupan gue di Jakarta, dia pun merasa penasaran dengan gosip “Di Jakarta itu serba mahal” maka dia bertanya ke gue.
“De, Ade, Uang bulanan kamu berapa selama di Jakarta? Pasti selalu kurang ya.”
“Uang bulanan gue cukup kok untuk ngasih uang jajan anak ibu kost tiap hari.” Jawab becanda.
“Sekali makan di Jakarta berapa ? pasti semuanya mahal yaa.” Tanyanya penasaran dengan nada kaya orang ketakutan.
“Sekali makan di Warteg bisa habis limabelas ribu, kalo Indomie paling tujuhribu juga cukup” gue menjawab. “Engga semua mahal kok, banyak yang murah juga, kaya beras, harga beras di Jakarta tidak stabil, kadang mahal kadang murah, tergantung para pembuat beras plastik berproduksi.”
Kami berdua tertawa bersama.
Namun itu terjadi ketika kami berdua sedang libur kuliah dan ada di rumah, gue sempetin maen ke rumahnya untuk saling bertukar cerita, kami bagi gue, walaupun gue engga kemana-mana, dengerin cerita dari kawan yang kemana-mana itu perasaan kita akan ikut bahagia kemana-mana juga.
Sekarang, waktu liburan dia sudah habis dan mengharuskannya untuk segera balik ke Semarang, gue hanay bisa menghubungi dia lewat BlackBerry Messenger atau via inbox dalam Facebook.
Dia adalah seorang yang sangat maniak tehadap game, sekarang dia sedang senang-senang nya bermain game online, Dota2. Sempat ketika gue dateng ke rumahnya, bareng bersama temen satu kelas yang lain, Dia terlihat sedang asik bermain Dota2, entah kami di anggap setan atau makhluk halus yang meganggu sehingga kami tidak di hiraukan, kami keluar dan bermain di halaman depan rumahnya.
Gue mikir entah darimana dia bisa selalu online, bahkan bisa bermain game online sebebas dia mau, artinya dia bisa main gam online tanpa mengenal waktu, beda kaya gue, online kalo ada project doang. Setelah itu? Cuma bisa cengengesan di depan kamera ponsel.
Setelah gue melihat dan sedikit menintrogasi dia, ternyata dia masih memakai trik lama ketika kita sama-sama duduk di bangku SMK, yaitu dia masih memanfaatkan Server untuk mengkoneksikan komputer dia dengan jaringan Internet, ada media perantaranya, waktu itu dia memakai media perantara yang dinamakan SSH (Senggol Sedikit Habis).
Gue tertarik untuk kembali menggunakan trik tersebut, gue coba menghubungi dia lewat BlackBerry Messenger yang kemudia dia berkenan untuk mengajari gue trik tersebut, kemudian dia memberitahu caranya gimana, aplikasi-aplikasi yang harus gue install apa aja, sebagaimana kerbau yang di colok hidungnya, gue nurut aja.
Bagi gue, ini bukan trik yang baru, ini semua pernah gue lakuin pada saat SMK, baru satu tahun gue belajar dari awal lagi. Entah kenapa ke-begoan selalu ada dalam diri gue.
Atau jangan-jangan, gue bego beneran?!



Oh iya, pembaca postingan kali ini dan kebetulan sedang mencari Trik SSH kemudian nyasar ke blog gue ini, gue minta maaf :v ini sama sekali BUKA TRIK! Gue lagi cerita!
Karena sebagian orang yng sudah mengenal trik-trik semacam ini akan mencoba meng-Explore segala macam trik lainnya, yang kemudian berujung pada Searching di Internet dengan berbagai maca Key word. Buat kalian yang seperti itu, percaya lah, berlebihan itu tidah bagus.

Sampai saat ini gue masih berhungan baik dengan teman itu, Sahabat, mungkin sampai ada pertumpahan perasaan dimana kita memilih satu hati yang sama.