Wednesday, December 30, 2015

Hallo Cirebon and Goodbye 2015


Hihihi..
Gue mau sedikit cekikikan dulu sebelum gue nulis.


Seperti biasanya, sebelum gue nulis yang akan mengawali penyakit mata yang kalian derita, gue selalu melakukan beberapa adat dan ritual agar tulisan ini tidak ada yang baca satupun. Tapi entah mengapa adat dan ritual itu selalu gagal. Buktinya tulisan ini dibaca kalian juga, hihi.



Entah ada korelasi apa antara Cirebon, Gue dan Menulis. Diantara tempat-tempat yang sering gue jadiin tempat tinggal (termasuk kolong tangga kampus) Cirebon adalah tempat yang cocok untuk memulai semua kata-kata ajaib ini. Di sini gue merasa ada rasa yang mendorong untuk kembali membuka blog gue, untuk kembali menyapa Hay kamu kepada kamu, untuk kembali sarapan dengan nasi jamblang dan yang terpenting terbebas dari suara TukangRotiPagiHariDiJakarta disetiap paginya.

FYI, dan untuk kalian yang mencurigai kedatangan hamba ke Cirebon. Gue di Cirebon bukan sedang liburan yang selalu diartikan seenaknya oleh mereka yang selalu berkutat dengan media sosialnya. Liburan di gue ya gini, hahaha. Ketawa – ketawa engga jelas. Sendirian.

Yaps sendirian. Mungkin terdengar menyedihkan dan kalian bisa bayangin gimana rasanya itu. Nih ya sedikit gue kasih gambarannya, jalan naik motor kehujanan sendirian, bayangkan jika dijalan terjadi kenapa-kenapa, mau siapa yang nolongin? Oke oke, mungkin masyarakat sekitar engga akan membiarkan ada mayat turunan monyet tergeletak dijalan, jadi kemungkinan mereka akan nolongin bawa kita ke rumah sakit. Tapi apa mungkin mereka mau membayar biayanya ?. lah terus kalo engga di bayar gimana rumah sakit mau nolongin kita?

Hahaha. Serem yak. Tapi engga usah percaya sama omongan cabul gue tadi. Percaya aja sama Allah S.W.T yang maha kuasa mengatur segalanya.

Dari Cirebon dan kesendirian gue ini. Gue selalu bersyukur karena darisinilah ide membuat blog dan ngumpulin buku-buku itu ada. Walaupun gue tau dengan apa yang akan terjadi dengan tulisan-tulisan gue ini, gue tetep akan percaya diri kalo ini memang benar kenyataannya, kecuali kesendirian gue.

Dua sampai tiga hari gue biasanya ada di Cirebon setiap libur. Kali ini memang bukan libur panjang seperti mahasiswa semestinya libur, libur kali ini hanya menghormati umat kristiani yang sedang merayakan natal. Gue engga pernah mempermasalahkan ini libur karena apa, yang jelas bisa menghantarkan gue lagi ke tempat ini, Cirebon.

Libur Natal, dan Tahun baru. Natal sudah lewat, dan berarti tinggal libur tahun barunya.

Dilibur tahun baru ini yang gue harapin hanyalah ada yang bisa membawa gue ke Jakarta dengan cepat.

Don’t I only Hope, and know I must be Will.

Go a head men.