Hihihi..
Gue
mau sedikit cekikikan dulu sebelum gue nulis.
Seperti
biasanya, sebelum gue nulis yang akan mengawali penyakit mata yang kalian
derita, gue selalu melakukan beberapa adat dan ritual agar tulisan ini tidak
ada yang baca satupun. Tapi entah mengapa adat dan ritual itu selalu gagal.
Buktinya tulisan ini dibaca kalian juga, hihi.
Entah
ada korelasi apa antara Cirebon, Gue dan Menulis. Diantara tempat-tempat yang
sering gue jadiin tempat tinggal (termasuk kolong tangga kampus) Cirebon adalah
tempat yang cocok untuk memulai semua kata-kata ajaib ini. Di sini gue merasa
ada rasa yang mendorong untuk kembali membuka blog gue, untuk kembali menyapa
Hay kamu kepada kamu, untuk kembali sarapan dengan nasi jamblang dan yang
terpenting terbebas dari suara TukangRotiPagiHariDiJakarta disetiap paginya.
FYI,
dan untuk kalian yang mencurigai kedatangan hamba ke Cirebon. Gue di Cirebon
bukan sedang liburan yang selalu diartikan seenaknya oleh mereka yang selalu
berkutat dengan media sosialnya. Liburan di gue ya gini, hahaha. Ketawa –
ketawa engga jelas. Sendirian.
Yaps
sendirian. Mungkin terdengar menyedihkan dan kalian bisa bayangin gimana
rasanya itu. Nih ya sedikit gue kasih gambarannya, jalan naik motor kehujanan
sendirian, bayangkan jika dijalan terjadi kenapa-kenapa, mau siapa yang
nolongin? Oke oke, mungkin masyarakat sekitar engga akan membiarkan ada mayat
turunan monyet tergeletak dijalan, jadi kemungkinan mereka akan nolongin bawa
kita ke rumah sakit. Tapi apa mungkin mereka mau membayar biayanya ?. lah terus
kalo engga di bayar gimana rumah sakit mau nolongin kita?
Hahaha.
Serem yak. Tapi engga usah percaya sama omongan cabul gue tadi. Percaya aja
sama Allah S.W.T yang maha kuasa mengatur segalanya.
Dari
Cirebon dan kesendirian gue ini. Gue selalu bersyukur karena darisinilah ide
membuat blog dan ngumpulin buku-buku itu ada. Walaupun gue tau dengan apa yang
akan terjadi dengan tulisan-tulisan gue ini, gue tetep akan percaya diri kalo
ini memang benar kenyataannya, kecuali kesendirian gue.
Dua
sampai tiga hari gue biasanya ada di Cirebon setiap libur. Kali ini memang
bukan libur panjang seperti mahasiswa semestinya libur, libur kali ini hanya
menghormati umat kristiani yang sedang merayakan natal. Gue engga pernah
mempermasalahkan ini libur karena apa, yang jelas bisa menghantarkan gue lagi
ke tempat ini, Cirebon.
Libur
Natal, dan Tahun baru. Natal sudah lewat, dan berarti tinggal libur tahun
barunya.
Dilibur
tahun baru ini yang gue harapin hanyalah ada yang bisa membawa gue ke Jakarta
dengan cepat.
Don’t
I only Hope, and know I must be Will.
Go
a head men.
Post a Comment