Sebuah ekspedisi, cie ekspedisi. Sok serius banget sih
*hening* K
Oke, banyak yang komen kalau gue nulis di blog tentang
perjuangan itu di anggap terlalu serius.
Banyak yang menganggap sebuah minggu dikala ujian adalah
sebuah hal yang harus di dipersiapkan dengan matang. Harus siapkan fisik,
siapkan materi, belajar, dan yang jelaskan siapkan contekan, ini penting.
Termasuk gue. Gue yang tergolong pinterbaikrajinmenabungdansholeh biasa-biasa
aja ini. Selalu mempersiapkan ujian
dengan matang. Entah dengan belajar dimalam harinya, ngurangin ngutang pada
siang harinya, dan engga lagi ngintip ibu – ibu senam dipagi harinya, yang
jelas gue mempersiapkan agar ujian yang engga datang berkali – kali itu bisa
pergi dengan merindukan gue, cielah!
Kehidupan sebagai mahasiswa berbeda dengan saat ujian di
sekolah. Ideologi gue yang terbentuk karena sering berbenturan dengan berbagai
masalah yang serius kini mulai terkikis. Semua yang dulu pernah gue siapin
secara matang, kini malah seperti di sepelekan.
Selasa, 26 Januari 2016.
Hari itu memang ada sesuatu yang harus dikerjakan. Seperti
hari – hari mahasiswa yang dijani pada saat itu, lagi sibuk – sibuknya dengan
ujian, gue juga sama halnya dengan mereka, ujian dengan tampang melas. FYI,
masang muka tampang melas di depan pengawas ujian dapat menyebabkan pengawas
mules dan akhirnya pergi ke kamar mandi yang kemudian berujung merubah suasana
kelas jadi chaos. Ujian yang menyenangkan
menjengkelkan normal itu dimulai pukul 09.10 WIB dan seharusnya selesai
pukul 12.30 WIB. Iya memang terlihat seperti kelas pencabikan mahasiswa,
sebegitu lamanya kelas itu. Teori + Praktikum. Gue masuk kelas ruangan pada
saat itu. Terlihat mak lampir pengawas sudah datang dan sedang menunggu mangsanya
mahasiswanya. Kelas yang seharusnya TIDAK ADA itu malah diadakan. Gue dateng
hanya untuk mengumpulkan tugas karena gue tau, gue rajin yang udah bikin
tugas itu ga perlu lagi ujian. Terjadi lah perang argumen antara gue dan
pengawas ujian dimana pengawas ujian tetep kekeuh mempertahankan egonya sebagai
pengawas, jangan mau dibegoin sama peserta. Itu perarti peserta selalu di
anggap bego kah? Dengan BODO AMAT nya gue engga mau masuk ruang ujian itu dan
tetep kekeuh juga Cuma nitipin tugas ke pengawas itu. Masuk, cekcok sama
pengawas, ngelempar naro tugas, tanda tangan kehadiran pulang. Hal yang
serupa gue lakuin di ujian Praktikumnya.
Berbeda dengan ujian-ujian pada tahun sebelumnya, waktu
ujian sekarang gue sering double job atau ngelakuin dua hal dalam satu waktu. Seperti
hal nya hari itu, kenapa gue kekeuh Cuma ngumpulin tugas, karena jam 11 nya gue
ada acara lagi, interview. Gue males cerita – cerita masalah interview hahaha.
Soal nya terlalu lucu kalo diceritainnya ketemu langsung sama gue ;) *think.
Jam 13.00 WIB. Perjalanan di mulai!
Walaupun minggu ujian, gue tetep punya tanggung jawab
terhadap dua organisasi yang lagi mencatut nama gue. Dan sekarang salah satu
organisasi itu mengharuskan gue untuk keluar kandang dan pergi untuk mencari
tempat untuk mengadakan acara, survei. Tujuan akhir adalah, Tanjung Lesung
Banten. Survei yang penuh maksud. Jalan – jalan. Hahaha.
Menembus batas. Batas sewajarnya. Bagi pengendara motor, ada
standar jarak yang seharusnya hanya dikendarainya. Jika lebih dari itu, akan
ada resiko yang ditanggungnya. Nah, gue kaya nya nembus batasan itu deh. Dua hari
dua malem nyetir motor dari Jakarta – Tigaraksa – Serang – Anyer – Tanjung Lesung
– Jakarta lagi. Dan benar aja, efeknya terasa ketika sampai di Jakarta lagi. Mata
merah mirip kaya zombie, punggung berasa kaya ketiban duren beneran dari
pohonnya, ringsek.
Kamis, 28 Januari 2016
Pukul 02.00 WIB tepat sampai kasur. Badan harus cepat di
baringkan, namun aktifitas masih tetap harus berjalan.
Kamis merupakan hari ujian terakhir bagi gue, empat
matakuliah langsung gue embat dalam seharian. Satu sebagai pengawas, dan tiga
matakuliah buat ujian. Gila. Dimulai pagi, selesai pukul 21.00 WIB . Dengan
kondisi low batery kaya gini, gue ga
yakin bakal maksimal buat ngelakuin itu semua.
Selesai ujian, kelar semua. Gue males bahas – bahas ujian
lagi.
Rabu, 03 Februari 2016
Semua kegiatan selesai. Liburan tiba. Namun Hasrat masih
memuncak. Menyusun strategi, mengadakan event besar. Masih ada organisasi yang
harus di papah untuk kemajuannya, harus difikirkan.
Dengan kondisi yang masih babak belur, gue harap bisa
selamat sampai rumah dan bisa tidur dalam pelukan kasur kapuk. Lima jam
perjalanan Jakarta – Indramayu yang lagi lagi nyetir motor sendiri dilalui.
Jumat, 05 Februari 2016
Malam pengeksekusian. Infus harus mau menusuk lengan. Oksigen
tertancap di lubang hidung. Tak sadarkan diri.
Post a Comment