Saturday, September 16, 2017

Fatamorgana




Fatamorgana

Tak terbendung lagi rasanya.
Sungai mengalir begitu saja, angin pun bertiup semestinya.
Nilai nilai yang terkandung didalamnya sudah lebur.
Mungkin itu wataknya.

Mimpi dari sekian banyak kemauan yang terlihat,
Keinginnya untuk mencapainya begitu dekat,
Menggapainya merupakan sebuah hal yang gampang,
Namun hanya Fatamorgana.

Terlihat seperti yang diinginkan.
Tampil dengan mempesona.
Hadir dalam waktu yang tiba-tiba.
Hancur dalam sekejap.

Dulu, sekarang ataupun nantinya dapat diterima…
Mengertinya adalah sebuah anugerah…
Membayangkannya sudah menjadi hal lumrah…
Ketiada benarnya menjadi boomerang baginya…

Sulit untuk diterima
Nestapa akhirnya
Namun, ya sudah…
Mungkin ini jalannya.

Saturday, December 31, 2016

Malam Terakhir di Tahun 2016 Marmut Manis

Oke.. hmmm..
Grogi banget nih.



Sebelumnya, gue merasa engga enak banget sama ini blog. Karena gue udah sedikit melupakannya. Tahun ini mungkin merupakan tahun yang jumlah postingan di blog ini paling sedikit. Jadi izinkan gue sedikit beradaptasi kembali dengan ini blog.
Iyaps, benar. Tahun ini engga tau kenapa bikin gue ngelewatin banyak hal yang dulunya menjadi hobby gue. Entah Karena perkuliahan yang sudah mulai serius atau nunggu kepastian dia buat serius? Yang jelas gue merasa bukan gue yang biasanya pada tahun ini. (buat temen-temen yang merasakan hal yang sama, sekarang gue menyadarinya).
Mulai dari menulis. Nge-blog. Atau sekedar posting tulisan di Facebook atau Twitter ajah gue udah jarang banget. Apa mungkin gue disibukan dengan kehidupan nyata gue ?
Gue rasa, dalam perkuliahan, gue pernah ngalaman perjalan panjang satu semester yang lebih berat daripada ditahun sekarang. Gue pernah ngalamin empat puluh empat SKS sekaligus kok dalam satu semester pada tahun lalu. Tapi gue masih sempet buat bikin tulisan dan nyapain temen di dunia maya. Bahkan sampe kolaborasi bikin Novel Intuisi bareng.
Dalam organisasi, jabatan gue di organisasi juga sama-sama aja kok kaya tahun kemaren. Kesibukannya juga bisa dibilang sama-sama aja. Tapi mungkin fikiran dan tanggung jawabnya aja yang terkuras abis. Apalagi kalo udah berurusan sama yang namanya hukum alam: nurut sama yang lebih tua.
Karena menurut gue seharusnya nurut pada yang lebih bener.
Dalam bidang apalagi ?
Entah gue sibuk banget ngurusin apaan. Bahkan gue juga mengabaikan kalo gue sebenarnya punya project yang sampe saat ini belum sempet di anterin ke penerbit. Sampe gue lupa.

Seriusan. Gue lagi merenungi kira – kira apa yang buat gue begitu sibuknya pada tahun ini sampai sampai urusan pribadi gue juga gue tinggalin. Kalo ada yang bisa jawab pertanyaannya, tolong kasih tau. Mungkin aja gue bisa curhat disitu.

Ketika gue nulis ini, tepat dimalam pergantian tahun ini. Gue merasa bersalah banget pada diri gue. Gue hanya iba melihat diri gue. Bukan Karena gue jelek bukan. Itumah udah takdir, mungkin. Tapi Karena sebegitu sibukkah gue ? atau gue udah mulai pikun sehingga lalai dengan semua nya ? entahlah…
Dengan adanya tulisan ini, dan dengan memulai dengan pemikiran baru. Semoga pemikiran yang positif ini terus menuntun gue dalam kehidupan menuju ke sang Maha Kebenaran.
Penting atau tidaknya tulisan ini bagi yang baca, itu terserah. Hihi. Kali ini gue nulis egois buat diri gue sendiri.
Dengan permohonan maaf dari gue, gue akan merubah domain blog gue ini menjadi ke Premium. Bukan lagi blogspot. Maafin gue ya. Semoga dengan sedikit usaha gue jadi lebih sadar dan tanggung jawab terhadap apa yang sedang gue kerjakan.

Tulisan kacau gue ini tidak lain Karena menurut gue di tahun 2016 ini gue juga kacau. Kuliah mulai di tinggal, pengeluaran engga teratur, project pribadi juga engga rampung, dan masih jomblo pula, heu.
Makanya dipergantian tahun ini, gue memilih buat nyepi dari keramaian. Buat apa? Setidaknya dengan begitu gue bisa mikir kenapa sepanjang tahun ini gue malah kurang produktif. Kenapa gue malah kebanyakan nengok sana kemari yang buat gue engga focus. Dan setidaknya dengan gue menyepi ini. Tulisan ini bisa terposting.
Resolusi buat tahun 2017 ?
Tahun lalu aja masih banyak yang harus di kejar J


Monday, August 1, 2016

Bangun Masih Bermimpi – Cerita si Koki Jalanan

Ini gue udah bangun ?



Ini adalah kesekian lapernya gue dimalam hari. Yang buat gue jadi kebangun dan gagal untuk menghemat. Yaps, hari ini hari Minggu, dan itu tandanya hari libur. Bagi gue, devinisi libur itu beragam dan sering gue kombinasiin. Salah satu kombinasinya ya terjadi pada Minggu ini. Gue coba libur untuk beraktivitas dan libur, makan.
Jadi tadi pagi gue Cuma makan sereal Energen dan siangnya gue coba untuk nonton film yang gue fikir bakal bisa ngilangin laper, ternyata engga, masih tetep laper dan gue mutusin buat, tidur.
Sampe malem ini, gue baru bangun. Dan gue engga tahan akhirnya pergi untuk nyari makan.
Gue keluar pager, ternyata warteg sudah tutup. Gue tanyain kenapa tutup ke penjualnya. Dan penjual itu jawab: “Maap mas, kalo mau nyari Bodrek jangan di warung saya”.

Bukan banyolan garing gue itu pointnya. Ini tentang pertanyaan gue, apakah gue masih tidur atau sudah bangun ? kok masih bermimpi.


Saat gue dateng ke tukang nasi goreng langganan gue di pertigaan jalan yang mau ke arah kost, tidak ada hal yang spesial, walaupun ramainya tukang nasi goreng itu ada yang ganjil menurut gue. Kalo Cuma rame saja sih, di nasi goreng itu udah biasa. Emang setiap harinya rame. Tapi ini menurut gue ada yang ganjil, dan ternyata yang ganjil itu adakah: duit gue ketinggalan.
Setelah gue balik dan ambil dompet, dan balik lagi ke tukang nasi goreng. Pas cek isi dompet, ternyata adalagi yang ketinggalan yaitu, SIM gue ketinggalan. Tapi kali ini gue engga balik lagi ke kost. Bukan masalah ini sudah malem atau karena ini jalanan kampung yang engga bakalan ada polisi. Karena menurut gue, kesiapan kita untuk mematuhi aturan lalu lintas harus lah selalu siap. Toh demi kebaikan kita sendiri. Ada atau tidak adanya polisi, aturan tetaplah aturan. Tetapi ini beda, hal yang membuat gue engga balik lagi ke kost karena: gue make sepeda.


Terlihat salah seorang bapak-bapak terlihat sedang mengawasi koki nasi goreng itu masak. Bapak itu terlihat seperti sosok preman jaman dulu. Dengan tato di tanga, codet di muka, anting di sepanjang daun telinga dan celana yang di lututnya sobek. Bapak itu mirip dengan tokoh Bujang “Babi Hutan” dalam Novel “Pulang” karya Tere Liye.
Terlihat sekali koki itu terasa risih dengan pandangan bapak itu. Terlebih ternyata bapak itu selalu berkomentar terhadap perubahan dalam masakan sang koki. Bilang kalau Nasi Gorengnya kenapa warna nya engga merahlah, Nasi Gorengnya jangan make kecaplah, jangan sampe pedas lah dan masih banyak lagi kicauan bapak itu. Gue udah pusing dengernya.
Bayangin, awalnya bapak itu bertanya kenapa nasi gorengnya tidak berwarna merah, sementara bapak itu tidak mau banyak-banyak pake kecap di nasi gorengnya? Setau gue, warna merah nasi goreng itu berasal dari kecap. Terus kalo bapak itu engga mau banyak kecapnya gimana ?
Ternyata koki nasi goreng ini punya cara lain untuk membuat warna nasi gorengnya menjadi merah. Yaitu dengan menambahkan sambal yang terbuat dari cabai dan itu akan membuat masakan menjadi kemerahan
Tapi masalahnya, sekali lagi, bapak itu minta supaya nasi gorengnya tidak mau pedas.
Dari tempat duduk yang biasanya di pergunakan untuk pembeli ngantri, gue lihat raut muka si koki yang begitu cuek menanganinya. Gue yakin, pengalaman tuh koki menghadapi pembeli seperti kaya gini sudah banyak.
Ternyata setelah nasi goreng itu sudah jadi--dengan cueknya si koki dan bapak-bapak masih terus berkomentar meminta ini itu--, nasi goreng itu kemudian dibungkus oleh pelayan dan mengasihkannya kepada bapak itu.
Ternyata, untuk selektif terhadap apa yang terjadi pada kita, termasuk jenis makanan yang harus sesuai dengan selera dan keinginan, kita telah mempersulit orang lain. Tidak semuanya memang, tapi gue yakin bapak-bapak itu tidak sadar melakukannya. Dan itu berarti kita juga bisa saja tidak sadar melakukan hal yang serupa terhadap orang lain. wallahu a'lam.


Dalam dunia IT, memang sering terjadi hal seperti ini. Banyak yang meminta agar data-data nya aman, tapi orang akan sangat kesal jika sedikit-dikit sistem meminta untuk memasukan password, padahal langkah itu dinilai efektif untuk mengamankan sistem dari berbagai serangan.
Dan ini lagi – lagi untuk mewujudkan keinginan kita, ada orang-orang yang tentu akan direpotkan. Kita juga harus siap direpotkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kalau tidak mau repot, ya berarti jangan coba – coba menginginkan sesuatu hal yang bersifat pribadi namun bergantung pada orang lain.

Setelah bapak-bapak itu pergi. Pesanan gue pun di buat. Gue nunggu. Dan ada pembeli lain datang. Kali ini ibu – ibu.
Permintaan ibu – ibu itu aneh. Dia beli enam bungkus nasi goreng, tapi si tukang nasi goreng itu harus mau nurutin kemauan si ibu agar si ibu mau membeli enam bungkus nasi goreng langsung. Permintaannya ada pada tata cara bagaimana masak telornya.
Kalo gue yang jadi koki nya, pasti gue udah nyuruh ibu itu supaya bikin sendiri nasi gorengnya. Bayangin aja koki nasi goreng aja masih di atur tentang masalah masak telor.
Tapi ternyata dugaan gue salah. Dan kayanya gue berdosa -_-
Ibu itu minta agar telornya di bagi sesuai keinginannya. Disini gue, koki dan pembeli lain dia ajak bermain logika. Menurut ibu itu, kalau dia beli enam bungkus nasi goreng, berarti dia juga mendapatkan enam butir telur. Ibu itu  meminta agar telur itu tidak di masak sekaligus, melainkan dibagi menjadi: dua butir dihancurin, empat butirnya di dadar yang kemudian empat butir telor dadar itu dibagi supaya ke enam bungkung nasi gorengnya itu kebagian semua telor dadar.
Ini trik kelas dewa.
Dengan seperti itu, ibu itu berpendapat kalau dengan begitu berarti dalam satu bungkus nasi goreng akan terdapat dua jenis telor yang beda cara masak nya. Satu jenis telor dihancurin kaya nasi goreng biasanya, satunya lagi dia dapat rasain telor yang didadar utuh. Amazing pemikiran ibu ini.
Gue rasa sih ibu ini sering banget beli nasi goreng dengan jumlah banyak dan merasa kehilangan telurnya. Mungkin ibu itu menganggap kalau dia beli enam bungkus nasi goreng, abang nasi gorengnya tidak ngasih enam butir telor. Karena seberapa banyaknya telor jika di hancurkan dan dicampur dengan nasi, telor – telor itu kayanya engga bakal kelihatan. Dan mungkin itu yang ibu ini rasain sehingga ibu ini menciptakan Resep Ajaib ini.


Diluar itu semua, gue beruntung dalam kasus ini abang nasi gorengnya terlihat sangat pengalaman menanggapi pembeli – pembelinya.
Gue sih engga punya masalah dengan bapak – bapak maupun ibu ini. Mereka punya hak masing – masing sebagai pembeli. Mereka berhak meminta hak mereka sebagai pembeli nasi goreng. Yang gue masalahin adalah, koki itu jadi lama masak pesenan gue yang sedang kelaperan ini. Entah gue sedang bermimpi ataupun sudah bangun, yang jelas gue laper, pak, buk! Cukuplah kalian membuat susah koki nasi goreng ini saja, jangan membuat susah hamba yang sudah susah ini, hiks.



PS : Janganlah membuat susah orang lain, apalagi membuat susah mahasiswa yang sedang lapar. Atau anda akan di ceritakan dalam blognya!

Friday, July 29, 2016

Terimakasih Buku, Aku Tau Dunia

"Buku, Berkat engkau Sekarang aku tau Dunia"

Sumber : Foto Pribadi

Setelah Ujian Akhir Semester, Mahasiswa dan Pelajar tentunya mempunyai kegiatan rutin yaitu: Liburan. Banyak hal yang bisa dilakukan saat waktu liburan seperti keliling kota, kumpul sama keluarga, tidur seenaknya dan bangun semaunya.
Liburan berasal dari kata “Libur” yang berarti bebas dari kegiatan apapun. Liburan seharusnya menyenangkan seperti lirik lagu yang sering kita dengar waktu kecil yang dinyanyikan oleh Tasya “Libur telah tiba,libur telah tiba, hore… hore Hatiku gembira”. Betapa senangnya waktu kita kecil dulu mendengar kata libur. Tapi sekarang, boro-boro bisa nikmatin liburan, tiap hari kerjaannya Cuma tidur, makan nonton tv.
Devinisi liburan sudah mulai tergeser dengan bertambahnya usia kita yang dibarengi dengan bertambahnya juga aktivitas kita. Liburan yang dulunya untuk bersenang-senang kini berubah makna menjadi beristirahat. Bukan hanya karena kita lelah dengan urusan kuliah, belajar ataupun kerja. Tapi makna liburan itu berubah karena list yang telah kita buat itu ternyata tidak bisa kita wujudkan karena beberapa faktor diantaranya karena kurangnya dana yang kita punya.
Biaya liburan yang setiap tahunnya mengalama inflasi menjadi momok menakutkan bagi para mahasiswa yang mempunyai impian berlibur selangit. Bayangkan saja, setiap mahasiswa pasti mempunyai rencana liburannya masing-masing. Dan rata-rata rencana tersebut membutuhkan budget yang lumayan besar. Ini sangat terbalik dengan pemasukan keuangan mahasiswa itu sendiri.

(Kebutuhan Vs Penghasilan sumber : http://suparmin.my.id/)
Tentu waktu liburan kita tidak mau terbuang begitu saja hanya karena tidak mempunyai budget yang cukup untuk berlibur. Kita bisa mengubah cara pandang kita terhadap liburan. Iya dong, lagu yang menggambarkan kalau kita bahagia menyambut liburan itu kan waktu kita masih anak – anak. Masa iya cara pandang kita juga sama kaya waktu kita masih anak – anak itu. Daripada kita sibuk tidur doang karena ga punya budget untuk liburan, mending kita coba keliling dunia dengan cara yang luar biasa, yaitu: membaca buku.
Banyak sekali buku – buku yang bisa membuat kita seolah – olah berkeliling dunia jika kita mau membacanya. Beragam jenis buku dengan judul yang bermacam – macam bisa membuat kita menjadi seorang traveller yang sering berkeliling dunia. Seperti yang dilansir oleh Hipwee, buku – buku tersebut diantaranya: The Naked Traveler (Trinity), Flying Traveler (Junanto Herdiawan), The Jilbab Traveler (Asma Nadia dkk), Titik Nol (Agustinus Wibowo), 15 Destinasi Wisata Terbaik di Indonesia (Barry Kusuma), Perjalanan ke Atap Dunia (Daniel Mahendra), Back Europe Pack, Keliling Eropa 6 Bulan Hanya dengan 1.000 Dolar (Marina S. Kusumawardhani ini) dan masih banyak lagi buku – buku lain yang mengupas keindahan dunia ini. Dengan membaca buku – buku seperti itu, dijamin pengetahuan kita tidak kalah dengan mereka yang berkeliling dengan menghabiskan uang yang tidak sedikit.
Dengan berkeliling dunia dengan buku ini, waktu liburan kita akan terasa menyenangkan dan tentu dengan pengetahuan kita menjadi semakin bertambah.

Semakin hari, jika kita semakin banyak membaca, maka semakin banyak juga kita akan mendapatkan wawasan tentang dunia. Namun, terkadang kita juga sering mendapatkan permasalahan yaitu: stok buku habis. Bayangkan saja, bagi mahasiswa yang liburannya hanya di habiskan dengan menonton tv alias tidak punya budget, membeli buku di toko buku adalah hal yang harus difikirkan beberapa kali. Buat liburan aja engga ada, apalagi buat beli buku yang hanya dipakai beberapa minggu ? seperti itu pemikiran remaja – remaja kebanyakan.


Namun sekarang, di zaman yang sudah modern ini kita tidak perlu lagi datang ke toko buku untuk membeli buku. Kalo datang ke toko untuk mejeng dan berharap suatu saat nanti ada nama kita di bawa tulisan best seller sih, harus. Zaman era teknologi seperti sekarang juga sudah merubah kebiasaan orang yang dulunya sangat gemar membaca pada media kertas, kini berubah dengan media digital. Karena peran smartphone yang membuat orang-orang lebih mengoptimalkannya. Termasuk mendapatkan informasi dan membaca segala macam referensi termasuk buku.
Seperti yang sudah dilansir oleh techinasiaMasalah tersebut yang menjadi perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. Yang kemudian mendorong Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakarta meluncurkan sebuah aplikasi mobile yang menyediakan buku bacaan digital yang bisa dipinjam secara online. Bukan hanya untuk warga ibukota, aplikasi juga bisa diunduh dan diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, melalui smartphone berbasis Android dan iOS. Menghadirkan aplikasi IJakarta sebagai solusi, aplikasi ini berfungsi layaknya perpustakaan digital dalam genggaman tangan.
Selain dari segi minat orang lebih ke arah digital. Alasan Pemda DKI membuat aplikasi IJakarta juga karena ternyata hampir semua sekolah di DKI Jakarta ingin membuat perpustakaan. Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jika diwujudkan, anggaran yang keluar akan begitu banyak. Belum lagi untuk biaya perawatan perpustakaan tersebut. Ujak Ahok pada malam peluncuran IJakarta yang diberitakan oleh Kompas.com.
Ahok lebih lanjut menyuarakan bahwa aplikasi ini masih membutuhkan banyak donasi buku agar koleksi yang dimiliki lebih beragam. Ia juga telah menugaskan stafnya untuk menganggarkan pembelian lebih banyak buku digital agar menjadi koleksi di iJakarta. (sumber : id.techinasia.com ).
"Makanya dirumuskanlah iJakarta. Waktu dulu masih ada kekurangan harus banyak perbaikan-perbaikan," ujar Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (17/6/2016) malam.
metro.tempo.co melansir bahwa iJakarta telah menarik minat sebanyak 54.766 pengguna. Sebanyak 29.643 pengguna aktif membaca dengan durasi 40 hingga 180 menit, dan jumlah buku yang dikoleksi mencapai 12.724 buku. Sejak dilaunching pada Oktober 2015 lalu. Dengan  sistem pinjam seperti perpustakaan, saat ini sebanyak 144.899 salinan telah diunduh, sebanyak 6.547 eBook sedang diantri oleh 60.046 antrian.
Untuk diketahui, menurut liputan6.com iJakarta merupakan bagian dari gerakan Baca Buku Bareng yang diluncurkan bersamaan dengan Hari Buku Nasional. Gerakan ini adalah program bersama yang diusung Badan Perpustakan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakata, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Smart City, Perpustakaan Nasional RI, dan Yayasan Nusa Membaca.

Mengenal IJakarta dan Kemampuannnya!

Layaknya seperti perpustakaan konvensional, IJakarta juga memberikan sistem pinjam dan kembali untuk setiap buku. Untuk meminjam buku, pengguna hanya perlu mendaftar menggunakan email atau sosial media miliknya.
  1. Kita harus men-download aplikasi IJakarta sesuai dengan platform yang kita miliki. Untuk Android bisa di download melalui Play Store, Untuk pengguna iOS bisa di download melalui App Store dan untuk di PC berbasis Windows bisa juga download melalui ijakarta.co/download . Setelah download silahkan install aplikasi IJakarta tersebut.
  2. Setelah itu untuk dapat menggunakan fitur IJakarta seperti meminjam buku, kita harus Login terlebih dahulu. cara nya dengan menggunakan tombol yang ada pada kanan atas.
  3. Login di Ijakarta bisa menggunakan Email atau jejaring sosial seperti facebook yang telah kita miliki.
  4. Tahap selanjutnya adalah memasukan email dan password.
  5. Jika email kita belum terdaftar, maka kita perlu untuk daftar terlebih dahulu.
  6. Setelah mengisi form pendafaran, buka email dan konfirmasi akun IJakarta kita.
  7. Buka IJakarta lagi, dan kemudian kita langsung bisa menggunakan fitur-fitur yang ada pada IJakarta.
  8. Di halaman awal IJakarta tersedian Rekomendasi bacaan untuk kita. Jika aplikasi IJakarta ini sudah lama kita pakai, Halaman ini akan terisi otomatis dengan daftar buku sesuai dengan buku yang sering kita baca.
  9. Apabila kita sudah mempunyai genre buku sendiri, maka IJakarta juga mempunyai fitur Kategori.
  10. Untuk meminjam buku, kita hanya perlu memilih buku yang ingin kita pinjam. Kemudian dibawah buku tersebut terdapat tombol "Pinjam" atau "Dapatkan Buku".
  11. Membaca Sinopsis sebelum meminjam buku.
  12. Dan setelah kita meng-klik tombol "pinjam". langkah selanjutnya adalah kita diminta memasukan password.

  13. Setelah itu, buku akan otomatis (jika kita tidak mengantri) masuk ke dalam rak buku kita yang siap untuk di baca
Itu adalah penjelasan singkat tentang aplikasi IJakarta ini. sebenarnya masih banyak lagi dan akan terus di update lagi fitur-fitur yang ada pada IJakarta ini.

Untuk selengkapnya kita bisa mengunjungi website resmi IJakarta.



Semoga kita bisa bertemu di ujung Khayalan yang pasti ini.
Selamat membaca dan mari berkeliling dunia bersama!  
Baca Buku Buka Dunia! 



Ade Sulaeman
Universitas Esa Unggul Jakarta
Hari Anak Jakarta Membaca (HANJABA 2016)
 Categories :