Hoam~
UAS hari pertama terlewati. Hari yang melelahkan walaupun
tidak menjawab pertanyaan satu pun. Jadwal Ujian belum sampai kepada saya,
namun kegiatan harus terus berlangsung. Lembar demi lembar soal harus dibagikan
yang kemudian beberapa menit harus dikumpulkan lagi, Kegiatan yang sangat tidak
penting.
Lelah tak dapat dihindari, istirahat harus diurungkan karena
banyak kewajiban lain yang harus dilakukan. Script harus cepat diurusin sebelum
error berkeliaran lebih banyak lagi, ngoding. Buku-buku harus cepat di baca
sebelum lanjutannya terbit lagi. Materi mau engga mau perlu dirangkum agar pas
hari H enak untuk di hafal. Semuanya, banyak hal.
Smartphone, banyak chat yang belum tersentuh. Group muted
berderatan menandakan percakapan yang terjadi sepanjang hari. Yang hingga pada
akhirnya gue berhenti di salah satu chat personal dari temen yang mempunyai passion yang sama, menulis. Dia mempunyai
project untuk sharing buku – buku dan dia memberikan info nya itu di lama
facebook nya yang pada akhirnya gue melihat isi laman tersebut.
Niat hanyalah niat, beranda tak bersahabat, selalu
menawarkan hal yang menggoda untuk di baca.
Ada salah satu “Note” [Tidak Penting!] yang terlintas. Sejenak
aku meluangkan waktu untuk membacanya.
. . . . .
Kamu, hey kamu…
Andaikan kamu membaca tulisan ini, Mungkin kamu anggap ini
ke-alayan yang terjadi lagi pada diriku.
Ini adalah balasan dari apa yang ada laman facebook kamu.
Iya, aku bukan sahabat kamu, aku juga tidak ada didalam
maksud tulisan kamu, tapi…
Ahh sudah lah, aku bukan siapa-siapa.
Saran demi saran untuk menghubungimu kembali terlontarkan
dari mereka yang mengetahui tentang keadaan aku sekarang ini.
Tapi aku masih yakin dengan ini hanyalah sebuah keresahan,
bukan kangen yang menjijikan.
Aku tau kamu tidak suka se-frontal itu.
Jika kamu bisa kangen kepada sahabat kamu, sahabat kamu juga
bisa dengan gampangnya bilang kangen kepadamu. Lantas gimana dengan aku ? Pasti
akan terlihat menjijikan jika aku berprilaku sama seperti sahabat kamu itu.
Engga percaya? Coba fikirkan.
Dan sekarang, aku Cuma mau berterimakasih kepada media
sosial yang sebenernya aku mulai ngejauhinnya, Facebook.
Media sosial yang membuat aku bisa melihat kamu, tulisan
kamu, walaupun karangan temen kamu.
Thanks~
Karena rindu yang terhormat adalah mereka yang dapat
merindukan dalam tekanan.
Rindu yang sempurna itu bukan sedikit-dikit bilang kangen, tapi banyak-banyak menyimpan rasa agar pada saat bertemu rasa itu bisa, Utuh.
Post a Comment