Thursday, July 16, 2015

Kesan, Pesan dan Desahan Selama Ramadhan

Ramadhan…
Ramadhan…
Ramadhan…
Marhaban yaa Ramadhan…
Bulan suci penuh ampunan…
Bulan penuh berkah…
Ramadhan…


Ramadhan, Bulan yang biasa – biasa saja bagi sebagian mereka yang seharus nya tau itu tak biasa, Bulan yang melelahkan bagi mereka yang seharusnya tau mereka harus lebih semangat menjalani hidup, Bulan yang merepotkan bagi mereka yang terbiasa nya kehidupan instan. Ramadhan, tidak semua bisa merasakan maknaMu.
Hampir semua orang sibuk mempersiapkan diri dan sarana untuk keperluan Ramadhan. Merenovasi masjid, menyiapkan menu-menu berbuka, siap-siap masang alarm untuk sahur, membuat kentongan untuk pawai tiap hari menjelang sahur, semua nya harus dipersiapkan. Dari anak – anak sampai semua orang dewasa begitu bersemangat menyambut bulan yang penuh berkah ini, semua orang menganggap ini bukan bulan yang biasa, untuk itu mereka harus mempersiapkan semuanya.
Tapi, disini, semua orang sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing, seolah tak peduli dengan bulan Ramadhan. Seminggu sebelum Ramadhan datang tak ada kegiatan yang mencerminkan untuk menyambut bulan penuh berkah ini, Musholla masih seperti biasanya —Masih dipenuhi dengan kakek-kakek tua— yang setia dengan sujudnya. Lalu lalang mobile transportasi masih sibuk dengan di tandai suara bisingnya. Semuanya, seperti tak menganggapnya ada. (Ramadhan).
Tak semua nya bisa merasakan berkah-Mu di bulan yang suci ini.
Namun, disini baru terlihat berbeda saat Ramadhan datang, meski awalnya seperti banyak yang acuh dan tak ada yang mempersiapkan Ramadhan ini, tapi ketika saat nya datang, mereka berubah, siap menghadapi Ramadhan. Hahaa.. yap, aku memang baru disini, mungkin disini berbeda dengan daerah ku disana, yeah, jauh berbeda, untuk itu aku menilai seperti apa yang aku katakan tadi namun ternyata salah, mereka jauh lebih siap dan mungkin sudah dianggap biasa Ramadhan datang sehingga mereka akan siap saat Ramadhan datang, seolah – olah mereka siap kapan pun jika Ramadhan datang kapan pun juga.
Musholla penuh, Masjid pun kini dibanjiri masyarakat sekitar yang ingin bersujud di sajadahNya. Jalan-jalan setiap sore pun padat, tidak sepadat biasanya. Yang biasanya padat karena ingin cepat sampai di rumah, namun kali ini padat karena mereka ingin menikmati sore bersama orang-orang yang mereka sayangi. Terlihat bapak-bapak sangat Romantis mengayuh sepeda di jalan perumahan yang mewah ini, terlihat pula ada orang chinese sedang berlari lari sore dengan anjingnya yang mungkin sudah menjadi kebiasaannya, namun sekarang berbeda, orang itu terlihat sangat ceria karena melihat begitu ramainya di daerah itu, tidak seperti hari-hari biasa dia berlari.
Ramadhan datang membawa keceriaan…

Setiap orang pastilah mempunyai kesannya masing-masing terhadap suatu momentum, tak terkecuali momentum Ramadhan ini. Tidak seperti Ramadhan sebelumnya, Ramadhan kali ini sangat bermakna bagi aku. Ramadhan yang memberi banyak pelajaran, memberi banyak hidayah.
Melihat banyak nya kegiatan penuh senyum di bulan Ramadhan di sekitar tempat aku ngekost, aku juga mempunyai kegiatan luar biasa di bulan Ramadhan ini. Yaps, Ramadhan kali ini bagi aku berbeda dengan Ramadhan-ramadhan yang lainnya. Ramadhan kali ini aku bisa lebih di beri kesempatan untuk belajar memperbaiki aqidah dan akhlak-akhlak untuk dapat memperbanyak ibadah di bulan yang penuh berkah ini. Ramadhan oh ramadhan, Terimakasih.
Walau ini bukan seperti aku, tapi aku yakin ini lah aku yang sesungguh nya. Walaupun terasa aneh dengan bersikap berbeda, tapi mungkin ini adalah awal agar bisa menemukan jati diri sebagai aku sebenarnya. Tantangan berat dengan tujuan luar biasa pada Ramadhan kali ini. Masjid menjadi tempat persemayaman, menyiapkan acara beberapa kegiatan mendukung beribadah di bulan Ramadhan, mendekat kan kepada masjid. Subhanallah.
Walaupun harus meninggalkan beberapa kebiasaan, tapi mungkin inilah tantangannya. Tidak seperti hal nya tahun-tahun sebelumnya yang setiap sore gatel untuk berjalan-jalan menikmati menunggu waktu berbuka, Ramadhan kali ini berbeda, Masjid menjadi tempat yang sangat di rindukan pada saat-saat seperti itu. Bukan tidak ada kendaraan karena aku tidak di rumah, bukan juga karena membutuhkan makanan gratis yang disediakan masjid, tapi ada sesuatu kerinduan yang lebih besar dari itu semua, seperti sekarang, aku sudah tak bisa lagi ke masjid itu, aku merindukannya.
Dan kebiasaan yang mungkin akan hilang pada tahun ini, bakal lebih berdiam diri merenungi arti perpisahan dengan semua teman masa SMK yang kini sudah tak bisa berjumpa. Resiko anak SMK yang memang ketika lulus kebanyakan diharuskan bekerja dan akan terikat oleh suatu instansi, itu memungkinkan untuk tidak bisa bertemu pada tahun ini. Merenungi perpisahan. Tapi, kita semua harus mengakui rasa rindu ingin berjumpa dengan seorang sahabat. Dan kita harus berjuang terlebih dahulu dijalan masing-masing agar bisa bertemu suatu hari nanti, dengan senyuman lebar, sukses J.
Banyak keluarga, tak bisa bertemu, banyak juga yang tak bisa dipertemukan!
Aku merasa berdosa, bersalah tak bisa berilaturahmi langsung dengan mereka. Aku sombong, aku egois hanya memikirkan diri sendiri!
Mereka jauh, mereka terlalu tinggi untuk aku capai sekarang.
Mereka terlalu membuat aku terlihat menyedihkan.
So, banyak Kesan, pesan dan berbagai desahan yang tercipta dalam Ramadhan ini. Luar biasa Ramadhan!
Ramadhan, mungkin kini engkau akan pergi dan aku belum bisa melakukan apa-apa. Masih tertata tata dalam berjalan untuk meraih ridha Nya.

Tapi Ramadhan, pilih lah aku menjadi salah satu yang bisa bertemu engkau di tahun depan J.

Post a Comment