Salah
satu kegiatan seorang pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah Prakerin
(Praktek Kerja Industri) atau ada yang menyebutnya juga PKL (Praktek Kerja
Lapangan). Praktek Kerja Lapangan atau Industri merupakan istilah magang untuk
pelajar SMK, dimana saat Prakerin pelajar-pelajar SMK tersebut bisa merasakan
bagaimana dunia pekerjaan yang sesuai dengan kejuruannya masing-masing.
Saya
sendiri merupakan orang yang pernah merasakan Prakerin. Sebagai siswa SMK, saya
dituntut untuk mengikuti Prakerin agar bisa memenuhi syarat kelulusan. Kegiatan
yang bagi seorang pelajar dianggapnya sebagai tantangan dan akan menjadi
pengalaman baru dalam hidupnya. Setiap sekolah SMK memiliki standarnya
masing-masing mengenai ketentuan-ketentuan Prakerin yang akan dijalani oleh
siswanya, salah satu dari ketentuan dasar yang biasanya ada pada setiap sekolah
SMK adalah, siswa yang telah melakukan Prakerin diwajibkan untuk membuat
laporan kegiatan mengenai Prakerinnya itu.
Bagi
saya, Prakerin bukanlah suatu yang harus ditakutkan karena cerita horor dari senior yang sering mengatakan
kalau, saat kita menjalani kegiatan Prakerin, kita akan dijadikan babu yang akan di suruh-suruh oleh
atasan disuatu industri. Cerita-cerita macam itu sangatlah familiar ditelingan
junior yang akan menjalani kegiatan Prakerin. Ada juga senior yang berpendapat,
saat kita menjalani kegiatan Prakerin, suatu Industri akan melihat bagaimana
kita dalam menjalani kegiatan itu, artinya, kesempatan kita setelah lulus agar
bisa langsung bekerja ada pada kegiatan Prakerin ini. Apabila Bos senang melihat kita saat kita
melakukan Prakerin, besar kemungkinan kita akan mudah untuk bisa bekerja pada
Industri tempat kita melakukan Prakerin. Opini seperti ini juga sangat didukung
oleh guru-guru yang tentu tidak mungkin memberikan Down Syndrome.
Berbagai
Spekulasi tentang Prakerin bergulir
ditelinga para junior seperti kami. Saya sendiri menanggapinya dengan
biasa-biasa aja, karena menurut saya Prakerin adalah Belajar. Dimana setiap
orang yang belajar harus mau menuruti instruksi seorang gurunya agar transfer knowledge bisa terjadi dengan
baik. Tentu guru yang baik akan memberikan instruksi yang baik juga. Orang
belajar juga tentu akan mendapat reward atas
apa yang telah dicapainya. Begitu saya menganggap atas sebuah kata ‘Prakerin’.
Dengan
beranggapan seperti itu, maka saya tidak menyiapkan sesuatu hal yang spesial
untuk melakukan kegiatan Prakerin ini, berbeda dengan teman-teman lain, yang
merasa ketakutan dan ada juga merasa harus bekerja keras agar bisa dibanggakan Bos disana. Mereka mempersiapkannya
begitu keras, belajar mati-matian, dekatin guru-guru berharap bisa dikasih
bocoran agar Prakerinnya “Selamat”, Ada
juga yang jadi sering rajin pergi ke Perpustakaan. Berbagai persiapkan
dilakukan untuk kegiatan Prakerin.
Hari
pemberangkatan Prakerin pun tiba. Saya mendapatkan tempat Prakerin di Jakarta,
disebuah perusahaan CV yang bergerak dibidang perakitan Laptop/Netbook. Waktu
yang diberikan oleh sekolah kepada saya untuk melakukan Prakerin adalah dua
bulan. Jadi saya membayangkan betapa serunya “Belajar” didunia Industri selama
itu.
Ruang Perakitan
Minggu
pertama Prakerin itu, belum ada pekerjaan yang bisa saya lakukan. Pada minggu
pertama itu saya hanya bisa melihat-lihat bagaimana pegawai mereka merakit
laptop, saya juga diberi arahan serta pelatihan sebelum memegang alat untuk
merakit laptop-laptop pada minggu pertama.
Diminggu
kedua baru saya diperbolehkan untuk memegang alat, dan untuk pertama kalinya
saya merakit laptop di pabrik seperti ini, biasanya hanya membongkar pasang
laptop sendiri dengan alat seadanya, obeng dan tang. Tidak seperti yang
dibayangkan kalau merakit laptop itu susah, ternyata ekspetasi seperti itu
tidaklah benar, saya sudah bisa mahir dalam merakit laptop dengan alat tersebut
pada minggu ke empat masa Prakerin.
Sudah
satu bulan saya melakukan kegiatan Prakerin ini.
Setelah
satu bulan saya melakukan Prakerin merakit laptop ini, saya merasa ada
kejenuhan, Cuma itu-itu aja kegiatannya, tidak ada sesuatu yang bisa di
dapatkan lagi, semuanya ilmu yang ada itu seperti sudah saya dapatkan, hal yang
saya cari sudah saya dapatkan.
Namun
saya tidak boleh pulang atau meninggalkan Prakerin selama waktu yang diberikan
Sekolah masih ada. Saya terikat harus
melakukan kegiatan ini dalam waktu yang sudah ditentukan. Namun hati saya
menolak.
Akhirnya
saya mempunyai inisiatif untuk masalah ini, agar saya bisa melakukan Prakerin
sesuai waktu yang ditentukan, dan yang paling penting saya akan mendapatkan
ilmu baru dan bisa belajar lebih banyak.
Menjual
Sendiri Laptop/Netbook (Produk) itu.
Dengan
sebagai penjual atau Sales, saya bisa
melakukan Prakerin dengan cara yang berbeda dan tentu akan mendapat ilmu yang
lebih. CV tempat saya Prakerin pun menyetui permintaan saya ini, saya akan
membuka toko sendiri di daerah tempat SMK saya. Saya akan pulang untuk
melakukan Prakerin disana.
Sebelum
saya membuka toko sendiri, saya di training
oleh sales yang telah berepengalaman, saya di beri pengarahan tentang
bagaimana menjelaskan Produk dan menghadapi Custumer
yang sering komplain.
Setelah
seminggu di kasih pengarahan, sekarang saya diperbolehkan membuka toko sendiri
dan mengatur segala management uangnya
sendiri.
Hari
pertama saya buka toko, sudah banyak calon pembeli berdatangan, menanyakan
beberapa produk yang saya jajakan. Hari pertama, hari kedua, sampai hari ketiga
saya belum bisa mendapat pembeli.
Saya
menyewa stand di sebuah mall di daerah Indramayu selama satu bulan, tepatnya di
Toserba Surya Indramayu. Setelah seminggu lebih saya membuka toko, barulah saya
bisa mendapatkan pembeli, satu unit Laptop terbeli oleh seorang guru SMP.
Beberapa
waktu kemudian saya dikirimin barang lagi dari Jakarta berupa Smartphone dan Tablet, ternyata CV tempat saya Prakerin itu kini sudah
memproduksi Smartphone dan Tablet juga. Sekarang barang dagangan saya menjadi
lebih bervariasi.
Smartphone yang memang sedang lagi booming-boomingnya, membuat
konsumen di daerah seperti Indramayu ini dangat di minati. Saya pun bisa
menjual lebih dari 35 unit Smartphone dan
Tablet dalam waktu satu bulan.
Seiring
berjalannya ini semua, saya takut akan uang yang tidak sedikit ini, saya
mencoba mencari solusi dengan menanyakannya pada management pusat tentang urusan keuangan, namun mereka ternyata
tidak tahu menahu, mereka hanya ingin terima beres laporan penjualan dan jumlah
nominal uang yang harus di transfer
ke nomer rekening sekretaris pusat.
Masalahnya
adalah, mereka hanya mau menerima uang ketika uang sudah terkumpul minimal 25
juta Rupiah. Untuk ukuran umur saya saat itu, uang segitu merupakan nominal
yang sangat besar. Tiap hari pun omset saya mencapai 5 juta. Artinya setiap
hari setidaknya saya pasti mengantongi uang 5 juta rupiah. Sesuatu yang
menakutkan bagi anak seumuran itu.
Kemudian
saya mendapat solusi agar uang itu ditabungkan di bank. Permasalahannya, saya
belum punya rekening. Dan akhirnya saya cerita ini ke om saya yang kemudian
saya ditanya, “Kantor bank apa yang terdekat?”.
Kantor Bank BNI Indramayu
Saya
pun melihat-lihat sekitar yang kemudian melihat kantor pusat Bank BNI Indramayu
yang tepat berada di depan Toserba Surya Indramayu. Kemudian saya bilang ke om
dan kemudian diberikanlah kartu ATM dan tabungan BNI om saya itu, saya
menggunakannya untuk menabung uang ini semua.
Saya
juga melakukan transfer uang ke kantor pusat tempat saya Prakerin menggunakan
BNI, yang dengan ini kantor pusat pun ternyata membuka rekening Bank BNI juga
untuk mempermudahkan transfer dengan saya.
Yang
awalnya hanya untuk menyimpan uang dagangan, ternyata saya ketagihan dengan
pelayanan yang ramah dari teller-teller cantik
di Bank BNI serta kemudahan akses karena kantor Bank BNI yang dapat ditemui
manapun, termasuk di “Daerah” seperti ini.
Dengan
Bank BNI saya bisa sukses melakukan Prakerin ini, sampai saya diberi gaji untuk
kerja keras saya ini, hal yang luar biasa bagi seorang pelajar yang awalnya
hanya ingin belajar.
Bank
BNI memberikan jalan untuk mempermudah saya. Sehingga saya bisa menyelesaikan Prakerin saya bersama "Yang Terdekat, BNI". Terimakasih.
Semoga
Yang menganggap Prakerin atau PKL itu bisa mendapat uang seperti saya, itu
salah. Prakerin atau PKL adalah tetap proses belajar, adapun reward yang akan kita terima, itu hanya
sebuah bonus atas apa yang kita kerjakan. Lantas apa yang telah kita kerjakan?
Pantaskah kita mendapatkan reward ?
Baru tahu ternyata arti Prakerin itu praktek Kerja industri -_-
ReplyDelete